Skip to main content

Makalah Daulah Bani Umaiyah Timur



MAKALAH
DAULAH BANI UMAIYAH  TIMUR
Disusun untuk memenuhi tugas Sejarah Kebudayaan Islam
Disusun Oleh :
1.        Lisana Indah                       (13600008)
2.        Utari Intan Andini             (13600009)
3.        Fitri Budi Lestari                (13600010)
4.        Ima Lestari                          (13600011)     



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2013/2014
BAB I
PENDAHULUAN
A.           Latar Belakang Masalah
Sejarah merupakan bagian penting dari perjalanan umat, bangsa, negara maupun pribadi yang harus dilewati, sebagai bagian dari proses kehidupan. Islam yang sampai pada kita saat ini sesungguhnya telah melewati berbagai proses sejarah dalam waktu yang tidak singkat. Dimulai dari masa nabi Muhammad saw, Islam terus mengalami pasang surut, bukan hanya bidang agama namun tak jarang bersinggungan dengan bidang politik, ekonomi, sosial, budaya dan pendidikan. Selepas kepergian Nabi, khulafa ar-Rasyidin adalah  pemegang tongkat estafet dalam memimpin umat Islam yang selanjutnya jatuh pada  kekuasaan dinasti Umaiyah. Dari sinilah penggantian model pemerintahan dari demokratis menjadi monarki dimulai. Dengan berakhirnya kekuasaan khalifah Ali ibn Abi Thalib, maka lahirlah kekuasaan bani Umayyah. Bani Umayyah adalah salah satu dinasti yang ikut mewarnai sejarah peradaban Islam. Dinasti Umaiyah Timur yang dimaksudkan dalam makalah ini adalah dinasti yang didirikan oleh keturunan Umaiyah atas rintisan Mu’awiyyah yang berpusat di Damaskus.
B.            Rumusan Masalah
1.             Kapan awal munculnya Bani Umaiyah Timur?
2.             Siapa saja khalifah Bani Umaiyah Timur?
3.             Dimana wilayah perluasan Bani Umaiyah Timur?
4.             Bagaimana sistem pemerintahan Bani Umaiyah Timur?
5.             Apa hasil peradaban pada masa Bani Umaiyah Timur?
6.             Mengapa Bani Umaiyah Timur mengalami kemunduran?
C.            Tujuan Penulisan Makalah
1.             Untuk mengetahui sejarah munculnya Bani Umaiyah Timur.
2.             Untuk menetahui khalifah-khalifah Bani Umaiyah Timur.
3.             Untuk mengetahui wilayah kekuasaan Bani Umaiyah Timur.
4.             Untuk mengetahui sistem pemerintahan Bani Umaiyah Timur.
5.             Untuk mengetahui hasil peradaban pada masa Bani Umaiyah Timur.
6.             Untuk mengetahui penyebab kemunduran Bani Umaiyah Timur.

BAB II
PEMBAHASAN

1.             Sejarah Bani Umaiyah Timur
Dinasti ini didirikan oleh keturunan Umaiyah atas rintisan Muawiyah Ibn Abi Sufyan (661-680 M) yang berpusat di Damaskus (Syria). Fase ini berlangsung sekitar satu abad dan mengubah sistem pemerintahan dari sistem khalifah menjadi sistem mamlakat (kerajaan atau monarki).[1]
Perintisan Dinasti Bani Umaiyah dilakukan oleh Muawiyah dengan cara menolak untuk membai’at Ali, berperang melawan Ali, dan melakukan perdamaian (tahkim) dengan pihak Ali yang secara politik sangat menguntungkan Muawiyah.
Keberuntungan Muawiyah berikutnya adalah keberhasilan pihak Khawarij membunuh Khalifah Ali r.a. Jabatan khalifah setelah Ali r.a wafat, dipegang oleh putranya, Hasan Ibn Ali. Akan tetapi,  karena tidak didukung oleh pasukan yang kuat, sedangkan pihak Muawiyah semakin kuat, akhirnya Muawiyah melakukan perjanjian dengan Hasan Ibn Ali. Isi perjanjian itu adalah bahwa pergantian pemimpin akan diserahkan kepada umat Islam setelah masa Muawiyah berakhir. Perjanjian ini dibuat pada tahun 661 M (41 H) kemudian tahun tersebut dikenal dengan ‘amul jama’ah atau tahun persatuan.[2] Karena perjanjian ini mempersatukan umat Islam kembali menjadi satu kepemimpinan politik, yaitu Muawiyah  mengubah sistem khilafah menjadi kerajaan.
   Pemerintahan Bani Umaiyah dinisbatkan kepada Umaiyah bin Abd Syams bin Abdi Manaf. Dia adalah salah seorang tokoh penting di tengah Quraisy pada masa Jahiliyah.
2.             Khalifah Bani Umaiyah Timur
Wafatnya Ali adalah suatu jembatan emas bagi Mu’awiyah. Daulah Umaiyah, yang ibu kota pemerintahanya di Damskus, berlangsung selama 91 tahun dan diperintah oleh 14 orang khalifah.[3] Mereka adalah Mu’awiyah ibnu abi Sufyan (40- 60 H/ 660 - 680 M ), Yazid Ibnu Mu’awiyah (60-63 H/ 630-683 M), Mu’awiyah Ibnu Yazid (63- 64 H/ 683 - 684 M), Marwan Ibnu Hakam ( 64-65 H/ 684-685 M), Abdul Malik ibnu Marwan ( 65- 86 H/ 685 – 705 M), Walid ibnu Abdil Malik ( 86 – 96 H/ 705 – 715 M), Sulaiman ibnu Abdil Malik ( 96 – 99 H/ 715 – 717 M), Umar ibnu Abdil Aziz ( 99 – 101 H/ 717 -720 M), Yazid ibnu Abdil Malik ( 101 – 105 H/ 720 – 724 M), Hisyam ibnu Abdil Malik ( 105 – 125/ 724 - 743 M), Walid ibnu Yazid ( 125 – 127 H/ 743 – 744 M)[4], Yazid ibnu Walid ( 126 H/ 744 M), Ibrahim ( 126 H/ 744 M), Marwan II( 127 – 132 H/ 744 – 750).
            Dilihat dari perkembangan kepemimpinan ke-14 khalifah tersebut, maka periode Bani Umaiyah dapat dibagi menjadi tiga masa: Permulaan, perkembangan/ kejayaan, dan keruntuhan. Masa permulaan ditandai dengan usaha-usaha Mu’awiyah meletakan dasar-dasar pemerintahan dan orientasi kekuasaan, pembunuhan terhadap Husein ibn Ali, perampasan kota Madinah, penyerbuan kota Makkah pada Yazid I dan perselisihan diantara suku-suku Arab pada Mu’awiyah II.[5]
Identitas  dan Aktivitas Para Pemimpin Daulah Umaiyah Yang terkenal
a)             Mu’awiyah ibnu  Sufyan
Mu’awiyah adalah khalifah pertama yang mendirikan Bani Umaiyah. Beliau dilahirkan di Mekah 15 tahun sebelum  Nabi Muhammad saw hijrah dan  masuk Islam waktu jatuhnya kota Makkah  ke tangan kaum Muslimin. Beliau diangkat menjadi sekretaris wahyu oleh Rasulullah, disamping Zaid bin Tsabit. Dia pun terkenal sebagai pedagang besar dan perawi hadits. [6]
Sistem Pemerintahannya tidak lagi menurut jejak para sahabat yang secara Demokrasi namun diubah menjadi monarchi. Hal ini dikarenakan mereka sudah terpengaruh kepada adat tradisi raja-raja atau kaisar di luar Islam seperti, kaisar Rumania, kaisar Persia dengan menggunakan tahta kerajaan yang indah serta pengawal pribadi yang belum pernah terjadi di masa Khalifah ar-Rasyidin.
Aktivitasnya dalam ke khalifahan yakni, dia berhasil  mengubah keadaan yang kacau balau menjadi aman dan tentram, mengadakan balai pendaftaran dan  sensus penduduk serta memperbaiki dan melancarkan pengiriman pos dengan teratur.
b)             Abdul Malik Ibnu Marwan
Beliau adalah Khalifah ke 5 yang dilahirkan di Madinah pada tahun 26 H. Semasa beliau memerintah, Bani Umaiyah mencapai kemajuan yang sangat pesat. Sehingga banyak orang mengatakan bahwa dialah pendiri Khalifah Bani Umaiyah yang ke 2. Dalam sejarah islam Beliau dikenal dengan sebutan Abdul Muluk ( Bapak sekalian Raja), karena ke 4 puteranya menjadi raja yaitu: Al-Walid, Sulaiman, Yazid, dan Hisyam. Beliau adalah khalifah yang paling lama memegang jabatan Khalifah yaitu selama 21 tahun.
Beberapa aktivitas dalam ke Khalifahannya yaitu: mengganti mata uang Persia dan Romawi yang beredar di wilayah kekuasaannya dengan mata uang khalifah Bani Umaiyah dengan simbol 2 kalimat syahadat dan cap nama khalifah sendiri, meresmikan bahasa Arab sebagai bahasa yang dipakai di seluruh wilayah khalifah Bani Umaiyah terutama dalam soal Administrasi Kerajaan.
c)             Al-Walid ibn Abdil Malik
Beliau adalah Khalifah ke 6 yang dilahirkan pada tahun 50 H. Beliau sangat memperhatikan  rakyat, beliau membuat Rumah Sakit dan memelihara anak yatim dengan memberikan jaminan sosial.
Beberapa  aktivitas  dalam ke khalifahannya yaitu: membangun masjid Jami Al-Umawi di Damaskus yang terkenal dengan “ Masjid Al-Walid”, memperbaiki dan memperbesar masjid Nabawi di Madinah, menyediakan rumah khusus bagi orang-orang yang berpenyakit kusta.
d)            Hisyam ibn Abdil Malik
Beliau adalah Khalifah ke 10 yang terkenal sebagai seorang pemimpin yang cakap, teliti di dalam mengkoordinir keuangan dan administrasi pemerintahan. Beliau memerintah selama 20 tahun.
Beberapa aktivitas dalam ke khalifahannya yaitu, menggali dan membuat sumur sepanjang jalan menuju ke Mekkah, membuat lapangan tempat pacuan kuda sebagai tempat hiburan rakyat dan olahraga.
e)             Umar ibn Abdil Aziz
Beliau adalah Khalifah ke 8  yang merupakan satu-satunya Khalifah yang membawa keharuman nama dari Bani Umaiyah, karena tidakan-tindakan Beliau sangat sesuai dengan jiwa pemerintahan Islam  yaitu, adi, bijaksana serta selalu berpegang kepada hak-hak yang digariskan Allah dan Rasulnya.
Jasa- jasa beliau terhadap islam yaitu, orang pertama yang memerintah agar mengumpul dan membukukan Hadits supaya tidak musnah dan rusak dan menghindari pemalsuan, dan memperbaiki Masjid Nabawi di Madinah sewaktu menjabat sebagai Gubernur di Hijaz. [7]
3.             Wilayah Perluasan Bani Umaiyah Timur
Kejayaan Bani Umaiyah ditandai dengan pencapaian ekspansinya yang sangat luas. Langkah ekspansi ini menunjukkan stabilitas politik Bani Umaiyah yang cukup mapan serta merupakan kelanjutann dan perluasan dari apa yang telah dicapai pada masa khalifah al-Rasyidin yang sempat terhenti karena konflik dan kekacauan di kalangan umal Islam.[8]
Secara umum, penaklukkan pemerintahan Bani Umaiyah meliputi tiga wilayah. Pertama, melawan pasukan Romawi di Asia Kecil. Penaklukan ini sampai dengan pengepungan Konstantinopel dan beberapa kepulauan di Laut Tengah. Kedua, wilayah Afrika Utara. Penaklukan ini sampai ke Samudra Atlantik dan menyebrang ke Gunung Thariq hingga ke Spanyol. Ketiga, wilayah timur. Penaklukan ini sampai ke sebelah timur Irak. Kemudian, meluas ke wilayah Turkistan di Utara, serta ke wilayah Sindh di bagian selatan. [9]
Muawiyah berhasil menaklukan Tunis, Khurasan, sampai ke sungai Oxus serta Afganistan sampai Kabul, dan angkatan laut Muawiyah menyerang Konstantinopel (ibukota Bizantum). Ekspansi ini kemudian dilanjutkan oleh Khalifah Abd Al-Malik.is berhasil menundukkan Balkh, Bukhara, Khawarizm, Fergana, Samarkand, dan bahkan sampai ke India dengan menguasai Balukhistan, Sind, dan daerah Punjab sampai ke Maltan. Walid Ibn Abd Al-Malik berhasil menundukkan Maroko dan Al-Jazair. Dari kota ini, serangan kemudian dilanjutkan ke Eropa atas pimpinan Thariq Ibn Ziyad. Tentara Spanyol dapat dikalahkan oleh pasukan Thariq, sehingga ibukota Spanyol, Kordova dapat dikuasai. Setelah itu dikuasai pula kota Seville, Elvira dan Toledo. Pada masa Umar Ibn Abd Al-Aziz, serangan dilakukan ke Prancis yang dipimpin oleh Abd Ar-Rahman Ibn Abdullah Al-Gafiqi dan berhasil menundukkan Bordeau, Poitiers dan Tours. Namun, Al-Gafiqi mati terbunuh, akhirnya tentara Islam mundur dan kembali ke Spanyol.
Secara operasional, Ahmad Al-Usairy menjelaskan lika-liku penakhlukan tersebut bahwa ke wilayah Romawi (Turki) ketika itu selalu dilakukan pengintaian dan ekspedisi kesana. Tujuannya adalah menakhlukkan Konstatinopel. Namun tidak berhasil ditaklukkan. Muawiyah membentuk pasukan laut yang besar dan siaga di Laut Tengah dengan kekuatan 1700 kapal. Dengan kekuatan itu, dia berhasil menakhlukkan Jarba di Tunisia pada tahun 49 H./669 M., kepulauan Rhodesia pada tahun 53 H./673 M., kepulauan Ijih dekat Konstatinopel pada tahun 57 H./680 M.
Di Afrika, Benzarat berhasil ditakhlukkan pada tahun 41 H /661 M, Qamuniyah (dekat Qayrawan) ditaklukkan pada tahun yang sama. Uqbah bin Nafi berhasil menaklukkan Sirt dan Mogadishu, Tharablis, dan menakhlukkan Wadan kembali. Kota Qayrawan pun berhasil ditakhlukkan.akhirnya, penaklukkan ini sampai ke wilayah Maghrib Tengah (Aljazair). Uqbah bin Nafi adalah komandan yang paling terkenal dikawasan ini.
Selain itu, penaklukan meluas ke kawasan timur (negeri Asia Tengah dan Sindh). Negeri-negeri Asia Tengah meliputi kawasan yang berada diantara sungai Sahyun dan Jahyun. Pada tahun 43 H /663 M, pasukan islam mampu menaklukkan Sajistan dan sebagian wilayah Thakaristan pada tahun 44 H /665 M.
4.             Sistem Pemerintahan Bani Umaiyah Timur
Memasuki masa kekuasaan Mu’awiyah yang menjadi awal kekuasaan Bani Umayyah, pemerintahan yang bersifat demokratis berubah menjadi  monarchiheridetis (kerajaan turun temurun). Kekhalifahan Mu’awiyah diperoleh melalui kekerasan, diplomasi, dan tipu daya, tidak dengan pemilihan atau suara terbanyak. Suksesi kepemimpinan secara turun temurun dimulai ketika Mu’awiyah mewajibkan seluruh rakyatnya untuk menyatakan setia terhadap anaknya, Yazid. Mu’awiyah bermaksud mencontoh monarchi di Persia dan Bizantium. Dia memang tetap menggunakan istilah khalifah, namun, dia memberikan interprestasi baru dari kata-kata itu untuk mengagungkan jabatan tersebut. Dia menyebutnya “khalifah Allah” dalam pengertian “penguasa’ yang diangkat oleh Allah.
Setelah Mu,wiyah menjadi Khalifah Umat Islam, ia mulai menata pemerintahannya. Kebijakan ini dilakukan untuk mengantisipasi tindakan-tindakan yang timbul dari reaksi pembentukan kekuasaannya.[10] Langkah awal dari kebijakan tersebut, yaitu Mu’awiyah memindahkan pusat pemerintahan dari Madinah ke Damaskus. Berikutnya, Mu’awiyah melekukan penggantian sistem kekhalifaan menjadi sistem kerajaan. 
5.             Peradaban Bani Umaiyah Timur
Hasil peradaban pada masa Bani Umaiyah Timur antara lain: [11]
a.              Arsitektur
Seni bangunan (arsitektur) pada zaman Umaiyah bertumpu pada bangunan sipil berupa kota-kota, dan bangunan agama berupa masjid-masjid. Di damaskus ini didirikan berbagai gedung yang indah-indah dan memiliki nilai seni yang tingg, di lengkapi dengan jalan-jalan dan taman-taman rekreasi yang menakjubkan. Tidak hanya itu, pada Masjid Agung Damaskus, kubah-kubahnya berbentuk tapak besi kuda bulat.
b.             Oraganisasi Militer
Pada masa Bani Umaiyah organisasi militer terdiri dari Angkatan Darat (al-Jund), Angkatan Laut (al-Bahriyah) dan Angkatan Kepolisian (al-Syurtah). Pada awalnya angkatan bersenjata ini hanya terdiri dari orang-orang Arab, hal ini sesuai dengan politik Arabnya. Namun, setelah wilayah kekuasaan meluas sampai ke Afrika Utara maka orang luar pun terutama bangsa Bar-bar turut andil dalam kepemerintahan ini.
c.              Perdagangan
Pada masa ini lalu lintas perdagangan melalui dua jalur, yaitu jalur darat dan juga jalur laut. Jalur darat melalui jalan Sutera ke Tiongkok guna memperlancar perdagangan sutera, keramik, obat-obatan dan wewangain. Adapun jalur laut menuju ke arah negeri-negeri belahan timur untuk mencari rempah-rempah, bumbu, anbar, kasturi, permata, logam mulia, gading dan bulu-buluan. Perkembangan perdagangan yang terjadi ini mendorong peningkatan kemakmuran bagi Daulah Umaiyah.
d.             Kerajinan
Pada masa Khalifah Abd Malik mulai dirintis pembuatan tiraz (semacam bordiran), yakni cap resmi yang dicetak pada pakaian khalifah dan para pembesar pemerintahan. Selain itu, di bidang seni lukis juga sudah mendapat perhatian sejak dari  masa Khalifah Mu’awiyah. Seni lukis tersebut selain terdapat di masjid-masjid dan juga di luar masjid. Corak dan warna lukisan pada masa ini masih bersifat Hellenisme murni, tetapi kemudian dimodifikasi menurut cara-cara Islam, sehingga menarik perhatian para penulis Eropa.
e.              Reformasi Fiskal
Pada masa Umaiyah setiap orang yang memiliki tanah baik itu muslim maupun non muslim diwajibkan membayar pajak tanah.[12]
Selain itu, dalam sumber yang lain disebutkan beberapa peradaban pada masa Bani Umaiyah Timur, yaitu:[13]
a.              Penyempurnaan Tulisan Al-Quran
Pada masa ini, Al-Quran telah disempurnakan dengan telah diberikan titik dan baris, karena Al-Quran yang telah dikodifikasi pada zaman Abu Bakar dan Utsman Ibn Affan ditulis tanpa titik, sehingga tidak dapat dibedakan antara huruf fa dengan huruf qaf atau antara huruf ba dengan huruf ta, serta tidak menggunakan baris sehingga tidak dapat dibedakan antara fathah yang berbunyi a, kasrah yang berbunyi i, dan dhammah yang berbunyi u.
b.             Penulisan Hadits
Umar Ibn Abd Al-Aziz adalah khalifah yang memelopori penulisan Hadis. Beliau memerintahkan kepada Abu Bakar Ibn Muhammad Ibn Amr Ibn Hajm (120 H.), gubernur Madinah, untuk menuliskan hadis yang ada dalam hafalan-hafalan hadis.

6.             Kemunduran Bani Umaiyah Timur
Ada beberapa faktor yang menyebabkan dinasti Bani Umaiyah lemah dan membawanya kepada kehancuran. Faktor-faktor itu antara lain adalah:[14]
a.              Sistem pergantian khalifah melalui garis keturunan adalah sesuatu yang baru bagi tradisi Arab yang lebih menekankan aspek senioritas. Pengaturannya tidak jelas. Ketidakjelasan sistem pergantian khalifah ini menyebabkan terjadinya persaingan yang tidak sehat di kalangan anggota keluarga istana.
b.             Latar belakang terbentuknya dinasti Bani Umaiyah tidak bisa dipisahkan dari konflik-konflik politik yang terjadi di masa Ali. Sisa-sisa Syi’ah (para pengikut Ali) dan Khawarij terus menjadi gerakan oposisi, baik secara terbuka, seperti di masa awal dan akhir maupun secara tersembunyi seperti di masa pertengahan kekuasaan Bani Umaiyah. Penumpasan terhadap gerakan-gerakan ini banyak menyedot kekuatan pemerintahan.
c.              Pada masa pemerintahan Bani Umaiyah, pertentangan etnis antar suku Arabiyah Utara atau Bani Qays dan Arabiyah Selatan atau Bani Kalb yang sudah ada sejak sebelum Islam makin meruncing. Perselisihan ini mengakibatkan para penguasa Bani Umaiyah mendapat kesulitan untuk menggalang persatuan dan kesatuan. Disamping itu, sebagian besar golongan mawali (non-Arab), terutama di Irak dan di wilayah bagian Timur lainnya, merasa tidak puas karena status mawali itu menggambarkan suatu inferioritas, ditambah dengan keangkuhan bangsa Arab yang diperlihatkan pada masa Bani Umaiyah.
d.             Lemahnya pemerintahan daulah Bani Umaiyah juga disebabkan oleh sikap hidup mewah di lingkungan istana sehingga anak-anak khalifah tidak sanggup memikul beban berat kenegaraan tatkala mereka mewarisi kekuasaan. Disamping itu, golongan agama banyak yang kecewa karena perhatian penguasa terhadap perkembangan agama sangat kurang.
e.              Penyebab langsung tergulingnya kekuasaan dinasti Bani Umaiyah adalah munculnya kekuatan baru yang dipelopori oleh keturunan Al-Abbas Ibn Abd Al-Muthalib. Gerakan ini mendapat dukungan penuh dari Bani Hasyim dan golongan Syi’ah, dan kaum Mawali yang merasa dikelasduakan oleh pemerintahan Bani Umaiyah.

BAB III
Kesimpulan
Dinasti Bani Umaiyah didirikan oleh keturunan Umayiah atas rintisan Muawiyah Ibn Abi Sufyan (661-680 M) yang berpusat di Damaskus (Syiria). Daulah Umawiyah, yang ibu kota pemerintahanya di Damaskus, berlangsung selama 91 tahun dan diperintah oleh 14 0rang khalifah. Mereka adalah Mu’awiyah, ibnu abii Sufyan, Yazid Ibnu Mu’awiyah, Mu’awiyah Ibnu Yazid, Marwan Ibnu Hakam, Abdul Malik ibnu Marwan, Walid ibnu Abdil Malik, Sulaiman ibnu Abdil Malik, Umar ibnu Abdil Aziz, Yazid ibnu Abdil Malik, Hisyam ibnu Abdil Malik, Walid ibnu Yazid, Yazid ibnu Walid, Ibrahim dan Marwan II.
Secara umum, penaklukan pemerintahan Bani Umaiyah meliputi tiga wilayah. Pertama, melawan pasukan Romawi di Asia Kecil. Penaklukan ini sampai dengan pengepungan Konstantinopel dan beberapa kepulauan di Laut Tengah. Kedua, wilayah Afrika Utara. Penaklukan ini sampai ke Samudra Atlantik dan menyebrang ke Gunung Thariq hingga ke Spanyol. Ketiga, wilayah timur. Penaklukan ini sampai ke sebelah timur Irak. Kemudian, meluas ke wilayah Turkistan di Utara, serta ke wilayah Sindh di bagian selatan.
Memasuki masa kekuasaan Mu’awiyah yang menjadi awal kekuasaan Bani Umayyah, pemerintahan yang bersifat demokratis berubah menjadi  monarchiheridetis (kerajaan turun temurun). Hasil peradaban pada masa Bani Umaiyah Timur antara lain: arsitektur, organisasi militer, perdagangan, perajinan, reformasi fiscal. Selain itu, dalam sumber yang lain disebutkan beberapa peradaban pada masa Bani Umaiyah Timur, yaitu: Penyempurnaan Tulisan Al-Quran dan Penulisan Hadis.
   Faktor-faktor yang menyebabkan dinasti Bani Umaiyah lemah dan membawanya kepada kehancuran antara lain: sistem pergantian khalifah melalui garis keturunan adalah sesuatu yang baru bagi tradisi Arab yang lebih menekankan aspek senioritas, Latar belakang terbentuknya dinasti Bani Umaiyah tidak bisa dipisahkan dari konflik-konflik politik yang terjadi di masa Ali, pertentangan etnis antar suku Arabiyah Utara atau Bani Qays dan Arabiyah Selatan atau Bani Kalb, Lemahnya pemerintahan daulah Bani Umaiyah, dan munculnya kekuatan baru yang dipelopori oleh keturunan Al-Abbas Ibn Abd Al-Muthalib.
DAFTAR PUSTAKA
Ali Mufrodi. Islam di Kawasan Kebudayaan Arab. Jakarta: Logus, 1997.
Dudung Abdurrahman. Sejarah Peradaban Islam: dari masa klasik hingga modern. Yogyakarta: Lesfi, 2009.
M. Noor Matdawam. Lintasan Sejarah: Kebudayaan Islam . Yogyakarta: Yayasan Bina Karier, 1988.
Imam Fu’adi. Sejarah Peradaban Islam. Yogyakarta: Teras, 2011
Dedi Supriyadi. Sejarah Peradaban Islam. Bandung: Pustaka Setia, 2008.
Ali Sodikin,Dudung Abdurrahman dkk. Sejarah Kebudayaan Islam.Yogyakarta: Lesfi,



[1] Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban Islam (Bandung: Pustaka Setia,2008) hlm. 103
[2] Ali Mufrodi, Islam di Kawasan Kebudayaan Arab (Jakarta: 1997) hlm. 73
[3]Dudung Abdurrahman, Sejarah Peradaban Islam: dari masa klasik hingga modern (Yogyakarta: Lesfi, 2009) hlm. 69
[4] M. Noor Matdawam, Lintasan Sejarah; Kebudayaan Islam  (Yogyakarta: 1988) hlm. 5-6
[5]Dudung Abdurrahman, Sejarah Peradaban Islam: dari masa klasik hingga modern (Yogyakarta: Lesfi, 2009) hlm. 69
[6] M. Noor Matdawam, Lintasan Sejarah; Kebudayaan Islam  (Yogyakarta: 1988) hlm. 7
[7] Ibid., hlm. 7-27
[8] Imam Fu’adi, Sejarah Peradaban Islam (Yogyakarta: Teras, 2011) hlm. 74
[9] Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban Islam (Bandung: Pustaka Setia, 2008) hlm. 106
[10] Imam Fu’adi, Sejarah Peradaban Islam (Yogyakarta: Teras, 2011)  hlm. 71
[11] Ali Sodikin, Dudung Abdurrahman dkk, Sejarah Kebudayaan Islam ( Yogyakarta: Lesfi,      ) hlm. 75
             [12]Dudung Abdurrahman, Sejarah Peradaban Islam: dari masa klasik hingga modern (Yogyakarta: Lesfi, 2009) hlm.
[13] Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2008) hlm. 108
[14] Imam Fu’adi, Sejarah Peradaban Islam (Yogyakarta: Teras, 2011) hlm. 89

Comments

Popular posts from this blog

Laporan Alat Peraga Matematika

Laporan Praktikum Strategi Pembelajaran Matematika Dosen Pengampu        : Suparni M.Pd Nama Asisten             : Mirza Ibdaur Rozien Nama Mahasiswa        : 1.       Adil Wicaksono                       (13600042) 2.       Ima Lestari                               (13600011) 3.       Fitriana Eka Wulandari            (13600018) 4.       Hikmah Maslakhah                  (1360...

MODEL PENILAIAN KURIKULUM 2013

MAKALAH MODEL PENILAIAN KURIKULUM 2013 Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran Matematika Dosen Pengampu : Sintha Sih Dewanti, M.Pd   Disusun Oleh    : 1.       Ima Lestari                           (136000 11 ) 2.       Koniatus Solihah                   (136000 19 ) 3.       Nur Hidayah                                    (136000 22 ) 4.       Heri Susanto           ...

PEMERINTAHAN DAN HUBUNGAN SIPIL-MILITER

PEMERINTAHAN DAN HUBUNGAN SIPIL-MILITER A.       Pendahuluan Salah satu unsur penting yang tidak boleh alpa dalam satu negara adalah pemerintah atau pemerintahan. Secara etimologis, kata pemerintah merujuk pada sekelompok orang yang diberi kewenangan oleh rakyat untuk mengatur, mengontrol dan menjamin agar negara tetap menjalankan fungsi dasarnya. Sedangkan kata pemerintahan lebih mengacu pada suatu sistem pengaturan sebuah negara yang dijalankan oleh pemegang kekuasaan (pemerintah). Pada prakteknya, dua kata tersebut lebih sering dipakai secara bergantian dengan makna yang kurang labih serupa. Pada dasarnya, pemerintahan dibentuk dengan tujuan dasar untuk menjamin distribusi hak-hak dasar warganegara berjalan sebagaimana mestinya. Dalam Deklarasi Hak Asasi Manusia Universal PBB disebutkan bahwa tiga hak dasar manusia yang tidak boleh terganggu sama sekali pemenuhannya adalah hak hidup, hak berpendapat-berekspresi serta hak atas kepemilikan sesuatu. Ti...