Skip to main content

REVIEW SKRIPSI: HUBUNGAN ANTARA KREATIVITAS DAN GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP


RESUME SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA KREATIVITAS DAN GAYA BELAJAR  DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA  SISWA SMP
Universitas Negeri Yogyakarta Dewi A. Sagitasari  (04301241013)
ABSTRAK
Merupakan penelitian korelasional dan expost facto dengan pendekatan kuantitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan kreativitas, gaya belajar dan prestasi belajar matematika siswa serta hubungan antara kreativitas dan gaya belajar dengan prestasi belajar matematika siswa SMP di Godean. Populasinya adalah siswa kelas VII SMP Negeri di Godean. Selanjutnya diambil sampel dengan teknik stratified random sampling dan diperoleh perwakilan sekolah kualitas tinggi adalah SMP Negeri 1 Godean, sekolah kualitas menengah adalah SMP Negeri 2 Godean, dan sekolah kualitas rendah adalah SMP Muhammadiyah 2 Godean. Teknik pengumpulan data mengguakan angket dan dokumentasi. Kemudian data yang sudah terkumpul diuji dengan uji analisis regresi dan korelasional. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) siswa kelas VII SMP di Godean memiliki kreativitas cukup tinggi sebanyak 49,42%, gaya belajar yang dominan adalah gaya belajar visual sebesar 44,1%, dan prestasi belajar yang cukup kompeten sebanyak 37,21%; (2) terdapat hubungan positif dan signifikan antara kreativitas dan gaya belajar dengan prestasi belajar matematika siswa kelas VII SMP di Godean. (3) terdapat hubungan positif dan signifikan antara kreativitas dengan prestasi belajar matematika siswa kelas VII SMP di Godean. (4) terdapat hubungan positif dan signifikan antara gaya belajar dengan prestasi belajar matematika siswa kelas VII SMP di Godean.
Kata Kunci: Kreativitas, Gaya Belajar dan Prestasi Belajar Matematika
BAB I
A.           Latar Belakang Masalah
Dari nilai UN SMP tahun ajaran 2008/2009 di Kecamatan Godean, rata-rata prestasi belajar matematika siswa masih rendah. Hal ini juga terlihat dari hasil observasi di SMP Muhammadiyah 2 Godean yanng menunjukkan bahwa siswa masih mengalami kesulitan atau lamban dalam menangkap pelajaran matematika. Dari hasil observasi ada siswa yang gelisah di kelas kemudian ketika guru memberi materi secara lisan dia malah bertanya pada teman sebangkunya untuk menerangkan kembali materi. Ada  pula siswa yang meminta guru untuk menuliskan contoh soal dan jawabannya di papan tulis dan juga terdapat siswa yang diam saja tapi ketika ditanya guru, siswa tersebut tidak dapat menjawab. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan karakteristik dalam belajar di kelas. Dari hasil observasi juga diperoleh bahwa terdapat siswa yang masih mengalami kesulitan dalam menyelesaikan permasalahan matematika ketika siswa mendapatkan permasalahan yang berbeda dengan contoh yang diberikan oleh guru. Hal ini dikarenakan cara berpikir mereka yang masih bersifat konvergen. Oleh sebab itu, diperlukan kemampuan berkreativitas sehingga siswa dapat memilih dan menerapkan cara/metode yang tepat guna menyelesaikan permasalahannya yang dihadapinya dengan benar.
B.            Rumusan Masalah
1.    Bagaimanakah kreativitas, gaya belajar, dan prestasi belajar matematika siswa kelas VII SMP di Godean?
2.    Adakah hubungan yang positif dan signifikan antara kreativitas dan gaya belajar dengan prestasi belajar matematika siswa kelas VII SMP di Godean?
3.    Adakah hubungan yang positif dan signifikan antara kreativitas dengan prestasi belajar matematika siswa kelas VII SMP di Godean?
4.    Adakah hubungan yang positif dan signifikan antara gaya belajar siswa dengan prestasi belajar matematika siswa kelas VII SMP di Godean? 
BAB II
PEMBAHASAN
A.           Deskriptif Teori
Kreativitas adalah tindakan berpikir yang imajinatif melalui proses mental dari keinginan yang besar dan disertai komitmen yang menghasilkan gagasan-gagasan baru, bersifat asli, independen, dan bernilai. Secara garis besar teori pembentukan pribadi kreatif dikelompokkan menjadi beberapa konsep dasar sebagai penginspirasi cara meningkatkan berpikir kreatif. Teori yang dimaksud tersebut meliputi: (1) Teori Kreativitas sebagai Kontrol regresi : Pribadi kreatif dipandang sebagai seseorang yang pernah mempunyai pengalaman traumatis, yang dihadapi dengan memungkinkan gagasangagasan yang disadari dan yang tidak disadari bercampur menjadi pemecahan inovatif dari trauma. (2)Karakteristik kepribadian : Teori ini percaya bahwa kreativitas dapat berkembang baik apabila orang tersebut mampu mengekspresikan ide dan rangsang tanpa rasa takut, terbuka pada sesuatu yang tidak diketahui dan mudah menerima ketidaknyamanan (self-accepting). (3) Produk Kemampuan Mental: meliputi tiga dimensi utama yang meliputi operations (aktivitas ketika pemroses informasi, baik secara konvergen dan divergen); content (bentuk informasi yang diproses); dan product (kemampuan yang dihasilkan). (4) Fungsi Hemisphere: Kreativitas diperoleh bukan tanpa sadar ataupun secara kebetulan. Dimensi-dimensi Kreatif; dikategorikan menjadi dua kategori yaitu faktor internal dan faktor eksternal. (1) Faktor internal : Dimensi penghasil kreativitas tersebut saling terkait, sehingga apabila salah satu fungsi tersebut terhambat akan menyebabkan sintesi berbagai fungsi di otak maupun kreativitas terganggu, meliputi ratio, bakat khusus, perasaan dan intuisi. (2) Faktor eksternal: faktor yang menunjang munculnya kreativitas, meliputi tiga elemen pokok yang saling terkait yaitu kemampuan tertentu, hubungan individu tersebut dengan pekerjaannya, serta interaksi antara individu dengan orang lain baik saudara, maupun kelompoknya. Pribadi kreatif; ciri-ciri afektif orang yang kreatif meliputi rasa ingin tahu, merasa tertantang terhadap tugas majemuk. Orang kreatif juga dianggap  berani mengambil risiko dan dikritik, tidak mudah putus asa, dan menghargai keindahan. Pengertian kreatifitas siswa; Dalam memecahkan masalah, siswa yang kreativitasnya tinggi akan cenderung menggunakan aspek berpikir divergen maupun konvergen ketika mencari soluasi baru dan apabila akan mempersempit pilihan ketika mencari jawaban. Sementara itu, aspek afektif ditunjukkan melalui sifat imajinatif, rasa ingin tahu, independen, percaya diri, toleran terhadap perbedaan situasi (mampu beradaptasi), senang pada kompleksitas (antusias), konsisten dari satu situasi ke situasi lain, intuitif, dan mampu menunda keputusan bila terjadi hambatan. Mengukur kreatifitas siswa; secara umum terdapat dua cara yaitu melalui Pendekatan kemampuan berpikir kreatif (kognitif) dan Pendekatan melalui kepribadian. Instrument berupa daftar periksa (check list) dan kuesioner yang disusun berdasarkan teori-teori kreativitas dan indikator-indikator tes kreativitas. Gaya belajar adalah cara yang cenderung dipilih siswa  untuk bereaksi dan menggunakan perangsang-perangsang dalam menyerap dan kemudian mengatur serta mengolah informasi pada proses belajar.  Dalam penelitian ini pengklasifikasian gaya belajar yang digunakan adalah menurut preferensi sensori yaitu gaya belajar visual, gaya belajar auditorial, dan gaya belajar kinestetik. Gaya belajar menurut preferensi sensori: Pengkategorian ini hanya merupakan pedoman bahwa individu memiliki salah satu karakteristik yang paling menonjol sehingga jika ia mendapatkan rangsangan yang sesuai dalam belajar maka akan memudahkannya untuk menyerap pelajaran. Manfaat pemahaman terhadap gaya belajar; Beberapa temuan penelitian melaporkan bahwa kecocokan atau ketidakcocokkan antara gaya belajar dengan gaya pengajaran yang distrukturkan bagi peserta didik berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar. Pengertian belajar diartikan sebagai proses yang menghasilkan perubahan yang bersifat menetap dan menyeluruh sebagai hasil dari adanya respon individu terhadap situasi tertentu, namun juga berwujud keterampilan, kecakapan, sikap, tingkah laku, pola piker, kepribadian, dan lain-lain. Prestasi belajar adalah taraf keberhasilan sebuah proses mengajar belajar (the teaching-learning process) yang dicapai oleh seseorang setelah melakukan kegiatan belajar dan dinyatakan dalam raport. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dapat digolongkan menjadi dua, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern meliputi: (1) faktor jasmaniah, berupa kesehatan dan cacat tubuh; (2) faktor psikologis, berupa inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan; (3) faktor kelelahan, berupa kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Faktor ekstern meliputi faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat. Fungsi prestasi belajar adalah untuk mencapai indikator-indikator keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar matematika yaitu tingkat keberhasilan yang dicapai oleh siswa melalui nilai ujian pada mata pelajaran matematika.
B.       Penelitian yang Relevan
a.    Hubungan kreativitas dengan prestasi belajar: dari tiga skripsi yang dikaji menunjukan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kreativitas dengan prestasi belajar.
b.    Hubungan gaya belajar dengan prestasi belajar: dari tigaskripsi yang dikaji menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan gaya belajar siswa terhadap prestasi belajar.
C.       Kerangka Berpikir; sebagai arahan berpikir, bahwa antara kreativitas dan gaya belajar matematika siswa secara bersama-sama terdapat hubungan yang positif dengan prestasi belajar matematikanya.
D.       Paradigma penelitian: alur sederhana yang mendeskripsikan pola hubungan variabel penelitian atau prosedur kerja peneliti untuk memecahkan masalah penelitian.
E.        Hipotesis penelitian
1.    Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kreativitas dan gaya belajar dengan prestasi belajar matematika siswaVII SMP di Godean.
2.    Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kreativitas dengan prestasi belajar matematika siswa VII SMP di Godean.
3.    Terdapat hubungan antara gaya belajar siswa dengan prestasi belajar matematika siswa VII SMP di Godean.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.       Tempat dan waktu; Tempat: SMP Negeri 1 Godean, SMP Negeri 2 Godean dan SMP Muhammadiyah 2 Godean,Waktu: bulan April sampai Juni 2010, tahun ajaran 2009/2010.
B.       Jenis penelitian: penelitian korelasional dan expost facto dengan pendekatan kuantitatif.
C.       Populasi dan sampel; Populasi: seluruh siswa kelas VII SMP/MTs/SMPT di Godean pada tahun ajaran 2009/2010, Sampel: melalui stratified random sampling dipilih tiga sekolah dengan kualitas tinggi, menengah, rendah yaitu SMP Negeri 1 Godean, SMP Negeri 2 Godean dan SMP Muhammadiyah 2 Godean .
D.       Definisi operasional
1.    Kreativitas adalah skor yang diperoleh dari siswa dalam mengisi angket kreativitas.
2.    Gaya belajar adalah skor yang diperoleh siswa dalam mengisi angket gaya belajar
3.    Prestasi belajar matematika adalah skor/ nilai yang diperoleh siswa yang diberikan oleh guru selama mengikuti kegiatan belajar mengajar matematika dalam satu semester (nilai raport).
E.        Teknik pengumpulan data: (1) Metode Kuesioner, untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan kepribadiannya atau dalam hal-hal yang diketahuinya. (2) Metode Dokumentasi, untuk mengumpulkan ada prestasi belajar matematika siswa. Instrumen yang digunakan adalah Daftar Nilai Raport Semester Genap.  
F.        Instrumen penelitian: menggunakan angket kreatifitas dan gaya belajar. Validitas isi instrumen diperoleh melalui expert judgement yakni dosen pembimbing dan orang lain yang dianggap ahli. Analisis yang digunakan untuk menguji validitas butir angket adalah korelasi product moment dari Karl Pearson. Uji reliabelitas: dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach dengan baneliabilitas tuan SPSS 12.
G.       Teknik analisis: Analisis statistik yang digunakan adalah regresi dan korelasional.


H.       Hipotesis statistik
Keterangan:
ρy.12 : Koefisien korelasi populasi antara kreativitas dan gaya belajar terhadap
prestasi belajar matematika.
ρy1 : Koefisien korelasi populasi antara kreativitas terhadap prestasi belajar
matematika.
ρy2 : Koefisien korelasi populasi antara gaya belajar terhadap prestasi belajar
matematika.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.       Deskripsi data penelitian
Kreativitas siswa: melalui angket krestivitas didapat hasil yang menunjukkan bahwa skor rata-rata data empirik (55,67) lebih tinggi dibandingkan skor rata-rata teoritik, ini berarti kreativitas siswa tergolong tinggi. Gaya Belajar; dari angket tentang gaya belajar diperoleh hasi yang menunjukkan bahwa untuk siswa dengan gaya belajar visual nilai rata-ratanya dibawah semua subyek penelitian kelas VII SMP di Godean.
Prestasi belajar matematika: siswa kelas VII SMP di Godean yang mempunyai prestasi belajar matematika sangat kompeten.
Pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat:
1.      Pengujian prasyarat analisis
a.       Uji normalitas: menunjukkan bahwa data populasi berdistribusi normal
b.      Uji homogenitas prestasi belajar terhadap kreativitas dan gaya belajar: menunjukkan bahwa data homogen.
2.      Pengujian hipotesis:
Hipotesis kesatu adalah: terdapat hubungan positif antara kreativitas (X1) dan gaya belajar (X2) dengan prestasi belajar matematika (Y), menunjukkan bahwa Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kreativitas dan gaya belajar dengan prestasi belajar. Hipotesis kedua adalah: terdapat hubungan positif antara kreativitas (X1) dengan prestasi belajar matematika (Y), Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kreativitas dan prestasi belajar matematika.Hipotesis ketiga adalah: terdapat hubungan positif antara gaya belajar (X2) dengan prestasi belajar matematika (Y), Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara gaya belajar dan prestasi belajar matematika.
B.  Pembahasan
Hipotesis kesatu mengenai  hubungan antara kreativitas dan gaya belajar dengan prestasi belajar matematika siswa kelas VII SMP di Godean menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan. Hal ini sesuai dengan penelitian Sternberg (1988) mengenai keterkaitan antara kreativitas dan gaya belajar dengan prestasi belajar matematika yaitu, kreativitas berkaitan erat dengan intelegensi, gaya kognitif, dan kepribadian atau motivasi. Kesesuaian gaya belajar tiap siswa akan meningkatkan kreativitasnya sehingga prestasi belajar juga meningkat.
Pada hipotesis kedua mengenai hubungan antara kreativitas dengan prestasi belajar matematika siswa kelas VII SMP di Godean menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Utami Munandar yang menyatakan bahwa semakin kreatif seseorang maka akan semakin memiliki ciri-ciri kognitif kreatif dan afektif kreatif.Prestasi belajar merupakan hasil tindakan yang berkenaan dengan ranah kognitif. Jadi kreativitas siswa mempunyai pengaruh yang berarti terhadap prestasi belajar siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa maka kreativitas siswa perlu diperhatikan.
Pada hipotesis ketiga mengenai hubungan antara gaya belajar dengan prestasi belajar matematika siswa kelas VII SMP di Godean menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan. Sehingga menyesuaikan gaya belajar siswa dapat meningkatkan prestasi belajar matematikanya. Hal ini didukung oleh pendapat Bobbi DePotter dan Hernacki menyebutkan bahwa mengetahui gaya belajar yang berbeda telah membantu para siswa, dengan demikian akan memberi persepsi yang positif bagi siswa tentang cara guru mengajar.
Penelitian ini menuunjukkan bahwa perbedaan gaya belajar yang dipilih individu menunjukkan cara tercepat dan terbaik bagi setiap individu bisa menyerap sebuah informasi dari luar dirinya. Dan pada akhirnya dapat mencapai prestasi belajar yang optimal. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan nilai rata-rata pencapaian prestasi belajar matematika berdasarkan gaya belajar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada gaya belajar siswa tertentu yang mendominasi tingkat prestasi belajar matematika tertentu.  
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.  Kesimpulan
1.    Berdasarkan hasil penelitian didapat hasil:
a.    Siswa  kelas VII SMP di Godean cenderung cukup tinggi memiliki kreativitas.
b.    Siswa kelas VII SMP di Godean yang memiliki gaya belajar visual sebanyak 44,19% dari 340 siswa, gaya belajar kinestetik sebanyak 24,42% dari 340 siswa dan gaya belajar auditorial sebanyak 30,82% dari 340 siswa.
c.    Siswa kelas VII SMP di Godean yang mempunyai prestasi belajar matematika sangat kompeten
2.    Terdapat hubungan positif dan signifikan antara kreativitas dan gaya belajar dengan prestasi belajar matematika siswa kelas VII SMP di Godean. Kekuatan hubungan tersebut ditunjukkan melalui koefisien korelasi sebesar 0,906 dan nilai koefisien determinasi sebesar 0,820, atau variansi prestasi belajar matematika 82% dapat dijelaskan oleh variabel kreativitas dan variabel gaya belajar. 
3.    Terdapat hubungan positif dan signifikan antara kreativitas dengan prestasi belajar matematika siswa kelas VII SMP di Godean. Kekuatan hubungan tersebut ditunjukkan melalui koefisien korelasi sebesar 0,900 dan nilai koefisien determinasi sebesar 0,809, atau variansi prestasi belajar matematika 80,9% dapat dijelaskan oleh variabel kreativitas.
4.    Terdapat hubungan positif dan signifikan antara gaya belajar dengan prestasi belajar matematika siswa kelas VII SMP di Godean. Kekuatan hubungan tersebut ditunjukkan melalui koefisien korelasi sebesar 0,393 dan nilai koefisien determinasi sebesar 0,154, atau variansi prestasi belajar matematika 15,4% dapat dijelaskan oleh variabel kreativitas dan variabel gaya belajar.
5.    Tidak ada perbedaan rata-rata yang signifikan antara siswa yang memiliki gaya belajar Visual–Auditorial, Visual–Kinestetik, dan Auditorial–Kinestetik dalam pencapaian prestasi belajar matematika siswa kelas VII pada SMP di Godean.
B.  Saran
1.    Bagi guru: Untuk meningkatkan kreativitas siswa, guru sebagai fasilitator harus memperhatikan siswa. Guru diharapkan lebih memberikan motivasi sesuai dengan peranannya sebagai motivator serta memperhatikan keunikan siswa sehingga kreativitas siswa lebih meningkat. Guru diharapkan mampu merancang media, metoda/atau materi pembelajaran kontekstual yang relevan dengan kecenderungan potensi atau modalitas belajar siswa atau membebaskan siswa melakukan kegiatan yang membuat mereka lebih cepat dalam belajar di kelas, dan tidak mengganggu siswa yang lain.
2.      Bagi siswa: Siswa disarankan untuk lebih melatih diri dalam berpikir (divergen dan konvergen) maupun praktik dalam berbagai permasalahan. Siswa juga disarankan untuk lebih mengembangkan rasa keingintahuan, empati, fleksibilitas dan daya tarik terhadap pelajaran matematika. Sehingga siswa mampu meningkatkan kreativitasnya dan juga prestasi belajarnya. Siswa disarankan mengenal gaya belajarnya masing-masing, sehingga siswa mampu mengoptimalkan belajarnya.
3.      Bagi peneliti lain: Bagi peneliti selanjutnya yang akan mengadakan penelitian sejenis, agar lebih memperhatikan aktivitas-aktivitas siswa di dalam maupun di luar
sekolah. Ini dimaksudkan agar instrumen yang dibuat lebih baik.  

Comments

Popular posts from this blog

Laporan Alat Peraga Matematika

Laporan Praktikum Strategi Pembelajaran Matematika Dosen Pengampu        : Suparni M.Pd Nama Asisten             : Mirza Ibdaur Rozien Nama Mahasiswa        : 1.       Adil Wicaksono                       (13600042) 2.       Ima Lestari                               (13600011) 3.       Fitriana Eka Wulandari            (13600018) 4.       Hikmah Maslakhah                  (1360...

MODEL PENILAIAN KURIKULUM 2013

MAKALAH MODEL PENILAIAN KURIKULUM 2013 Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran Matematika Dosen Pengampu : Sintha Sih Dewanti, M.Pd   Disusun Oleh    : 1.       Ima Lestari                           (136000 11 ) 2.       Koniatus Solihah                   (136000 19 ) 3.       Nur Hidayah                                    (136000 22 ) 4.       Heri Susanto           ...

PEMERINTAHAN DAN HUBUNGAN SIPIL-MILITER

PEMERINTAHAN DAN HUBUNGAN SIPIL-MILITER A.       Pendahuluan Salah satu unsur penting yang tidak boleh alpa dalam satu negara adalah pemerintah atau pemerintahan. Secara etimologis, kata pemerintah merujuk pada sekelompok orang yang diberi kewenangan oleh rakyat untuk mengatur, mengontrol dan menjamin agar negara tetap menjalankan fungsi dasarnya. Sedangkan kata pemerintahan lebih mengacu pada suatu sistem pengaturan sebuah negara yang dijalankan oleh pemegang kekuasaan (pemerintah). Pada prakteknya, dua kata tersebut lebih sering dipakai secara bergantian dengan makna yang kurang labih serupa. Pada dasarnya, pemerintahan dibentuk dengan tujuan dasar untuk menjamin distribusi hak-hak dasar warganegara berjalan sebagaimana mestinya. Dalam Deklarasi Hak Asasi Manusia Universal PBB disebutkan bahwa tiga hak dasar manusia yang tidak boleh terganggu sama sekali pemenuhannya adalah hak hidup, hak berpendapat-berekspresi serta hak atas kepemilikan sesuatu. Ti...