PROPOSAL PENELITIAN: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INVESTIGASI KELOMPOK TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VIII SMP
PENGARUH PENERAPAN MODEL
PEMBELAJARAN INVESTIGASI KELOMPOK TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA
KELAS VIII SMP
(Ima Lestari/13600011)
A. Latar
Belakang Masalah
Perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) khususnya teknologi dan informasi, dewasa
ini telah memberikan dampak dalam semua bidang kehidupan manusia, tidak
terkecuali pada bidang pendidikan. Pendidikan adalah salah satu bidang
yang tidak mungkin bisa lepas dari kemajuan IPTEK. Dengan adanya kemajuan dan
perkembangan IPTEK, maka akan lebih mempermudah dan mempercepat setiap
kebutuhan dan kegiatan yang ada dalam pendidikan. Untuk menghadapi tantangan
perkembangan IPTEK khususnya teknologi dan informasi tersebut, dituntut sumber
daya manusia yang handal dan mampu bersaing secara global. Sehingga diperlukan
manusia yang berketerampilan tinggi, pemikir kritis, sistematis, logis,
kreatif, kemauan bekerja sama yang efektif dan sikap positif terhadap etos
kerja. Cara berpikir seperti ini dapat diasah dan dikembangkan salah satunya
melalui pendidikan matematika. Hal ini sangat dimungkinkan karena matematika
memiliki struktur dengan keterkaitan yang kuat dan jelas satu dengan yang
lainnya serta berpola yang bersifat deduktif dan konsisten. Matematika yang
merupakan simbol-simbol dan kumpulan angka-angka, mengharuskan kita untuk lebih
serius dan berkonsentrasi dalam setiap pemikirannya. Matematika juga merupakan
suatu konsep-konsep yang bersifat abstrak, sehingga karena sifatnya yang
abstrak dibutuhkan pemahaman yang tekun dan teliti. Hampir semua bidang tidak
lepas dengan penerapan ilmu matematika, sehingga matematika dianggap mata
pelajaran yang penting untuk dipelajari. Karena pentingnya matematika, sehingga
pelajaran matematika diberikan porsi atau alokasi waktu yang lebih dari mata
pelajaran lainnya pada setiap jenjang pendidikan. Meskipun matematika diberikan
alokasi waktu yang lebih dari mata pelajaran lainnya, tetap
saja image buruk masih melekat pada matematika. Masih banyak siswa
yang menganggap bahwa matematika adalah mata pelajaran yang menakutkan dan
susah untuk dipahami. Perasaan takut akan mengantarkan siswa untuk menganggap
matematika menjadi pelajaran yang tidak menyenangkan dan menjengkelkan,
terlebih jika tidak bisa dalam mengerjakan soal-soal matematika. Kebanyakan
siswa langsung menyerah jika mengahadapi soal-soal matematika yang dianggap
sulit dan tidak bisa, padahal dari soal-soal yang sulit itulah mereka akan bisa
tahu dan mengerti. Kurangnya keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar
mengajar, pembelajaran yang cenderung berpusat pada guru dan sistem klasikal,
disinyalir menjadi penyebab dari rendahnya respon siswa tehadap pelajaran
matematika. Jika siswa dapat diikutsertakan dalam pembelajaran, maka setidaknya
dapat merubah image matematika yang terkesan menakutkan. Dengan demikian
pembelajaran akan menjadi lebih hidup dan akan ada timbal balik
antara guru dan siswa. Sehingga rasa senang terhadap matematika dapatmulai
ditanamkan. Matematika yang terkesan tidak menarik, dapat juga dimungkinkan
adanya penggunaan metode/model pembelajaran yang tidak tepat. Sehingga sebagai
seorang guru harus mampu menggunakan berbagai macam metode pembelajaran yang
tepat dalam setiap materi yang disampaikan. Tidak menutup kemungkinan dalam
beberapa penyampaian materi menggunakan beberapa variasi metode, hal ini agar
pemahaman materi lebih bisa diterima siswa dan yang
terpenting siswa senang akan matematika itu sendiri sehingga tidak terkesan
monoton dalam belajar matematika. Siswa yang menyenangi matematika, akan
berdampak positif pada hasil belajarnya. Hasil belajar dipengaruhi beberapa
faktor, antara lain faktor internal dan faktor eksternal. Adapun faktor
internal antara lain meliputi kecerdasan, minat, motivasi dan kemampuan
kognitif. Sedang faktor eksternal meliputi metode pembelajaran/model pembelajaran
yang dipakai guru dalam mengajar, kurikulum, sarana prasarana dan
lingkungan. Dengan hasil belajar dapat menggambarkan apakah pembelajaran yang
dilakukan dapat berhasil atau tidak. Dari hasil observasi peneliti di
kelas VIII SMP Islam Terpadu Wahdah
Islamiyah Makassar, menunjukkan bahwa guru masih menggunakan
model pembelajaran konvensional, yakni ceramah, tanya jawab, dan pemberian
tugas. Kegiatan pembelajaran lebih didomonasi oleh guru dan sedikit melibatkan
siswa. Guru mendominasi kegiatan pembelajaran, penurunan rumus atau pembuktian
dalil dilakukan sendiri oleh guru, contoh-contoh soal diberikan dan dikerjakan
pula sendiri oleh guru. Langkah-langkah guru diikuti dengan teliti oleh
peserta didik. Mereka meniru cara kerja dan cara penyelesaian yang dilakukan
oleh guru.Akibatnya interaksi antara siswa selama kegiatan pembelajaran
berlangsung sangat minim dan dalam situasi seperti ini siswa merasa bosan
karena kurangnya dinamika inovasi, kekreatifan, dan siswa belum dilibatkan
secara aktif sehingga siswa sulit mengembangkan atau meningkatkan pembelajaran
agar benar-benar berkualitas.
Untuk
menghadapi masalah tersebut di atas, maka diperlukan model dan metode
pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah
matematika. Salah satunya adalah dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe investigasi kelompok (Group Investigation).
Investigasi
kelompok merupakan model pembelajaran yang dikembangkan pertama kali oleh
Thelan. Dalam perkembangannya, model ini diperluas dan dipertajam oleh Sharan
dari Universitas Tel Aviv. Dalam penerapan model pembelajaran investigasi
kelompok, siswa terlibat dalam perencanaan baik topik yang dipelajari dan
bagaimana jalannya penyelidikan mereka. Pendekatan ini mengajarkan siswa
keterampilan berkomunikasi dan proses kelompok yang baik.
Dalam
implementasi model pembelajaran kooperatif tipe investigasi
kelompok guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok dengan anggota
5-6 siswa yang heterogen. Kelompok ini dapat dibentuk dengan mempertimbangkan
keakraban persahabatan atau minat yang sama dengan topik tertentu. Selanjutnya
siswa memilih topik untuk diselidiki, dan melakukan penyelidikan yang mendalam
atas topik yang dipilih.Selanjutnya siswa menyiapkan dan mempresentasikan
laporannya kepada seluruh kelas.
Berdasarkan
pemikiran di atas, maka dirasa perlu diadakan penelitian dengan
judul “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Investigasi Kelompok Terhadap
hasil Belajar Matematika Pada Siswa kelas VIII SMP”
B. Rumusan
Masalah
Bagaimana peningkatan
hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP setelah diterapkan model
pembelajaran investigasi kelompok?
C. Tujuan
Penelitian
Untuk mengetahui peningkatan hasil
belajar matematika siswa kelas VIII SMP setelah diterapkan model pembelajaran
investigasi kelompok.
Data
yang dibutuhkan
Rumusan Masalah
|
Data
|
Metode Pengumpulan Data
|
Keabsahan Data
|
Bagaimana peningkatan hasil belajar
matematika siswa kelas VIII SMP setelah diterapkan model pembelajaran
investigasi kelompok?
|
Peningkatan hasil belajar
siswa sebelum dan sesudah pembelajaran dengan model investigasi.
|
Tes
(Pretes-Postes)
|
Trianggulasi
Data
|
Trianggulasi
Teori
|
|||
Respon
siswa terhadap pembelajaran dengan model investigasi kelompok.
|
Wawancara
|
Trianggulasi
Data
|
|
Trianggulasi
Teori
|
|||
Trianggulaisi
Metode
|
|||
Non-Tes
(Angket)
|
Trianggulasi
Data
|
||
Trianggulasi
Teori
|
|||
Trianggulaisi
Metode
|
|||
Aktivitas siswa pada
saat pembelajaran dengan model investigasi kelompok.
|
Observasi
|
Trianggulasi
Data
|
|
Trianggulasi
Teori
|
Comments
Post a Comment